Minggu, April 05, 2009

Turut Berduka Atas Bencana Jebolnya Tanggul Situ Gintung

Bencana seakan-akan tiada hentinya menerpa bangsa kita. Masih segar rasanya ingatan saya tetang bencana Tsunami di Aceh, Lumpur Lapindo dan Gempa di Jogja, kini terjadi kembali sebuah musibah jebolnya tanggul Situ Gintung yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda sangat banyak.

Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari disaat kebanyakan warga sedang terlelap tidur, tanggul bagian selatan Situ Gintung jebol dan memuntahkan air bah bak tsunami yang tanpa ampun menerjang perumahan penduduk yang berada disekitarnya. Aliran air bah ini merusak sukurang-kurangnya 10 Ha areal pemukiman penduduk. Korban jiwa sampai saat tulisan ini dibuat tercatat sudah 98 orang. Sedangkan seratusan lainnya belum diketemukan alias hilang.

Ironis memang, Situ Gintung yang terletak di Daerah Cirendeu kecamatan Ciputat Tangerang Selatan dibangun pada tahun 1932 dimasa pemerintahan Belanda sebenarnya untuk penampung air dan mencegah bencana banjir. Setelah 70-an tahun lebih dibangun sebenarnya tanggul Situ Gintung sempat mengalami beberapa kali perbaikan. Namun apa daya bencana tidak dapat ditolak. Tanggul Situ Gintung pun jebol + 70 meter. Tanggul tersebut tidak mampu menahan volume air yang sangat banyak akibat diguyur hujan saharian sehari sebelumnya.

Kini musibah telah terjadi, penyesalan tidak ada artinya. Seperti biasa setelah terjadi musibah banyak “pakar” mengungkapkan opininya. Saling menyalahkan tentu bukan tindakan yang terpuji. Ngomong teori tidak akan menyelesaikan masalah. Ini peringatan buat semua pihak termasuk pemerintah daerah yang memiliki bangunan-bangunan lama apalagi peninggalan jaman Belanda, agar segera melakukan peremajaan bangunan. Jangan sampai ada lagi korban sia-sia akibat sikap ketidak pedulian, sudah banyak contoh bangunan lama runtuh atau roboh dan memakan korban jiwa.

Saya turut berduka cita terhadap korban Jebolnya Tanggul Situ Gintung, semoga tegar dan tabah menghadapi cobaan ini.

Dirangkum dari berbagai sumber

0 komentar:

Pengikut